Selasa, 30 Oktober 2012

Makan Bersama KOMITE SEKOLAH

Setelah acara pembentukan kelompok sekolah aman di SD N 01 Patamuan, kepala sekolah mengajak makan bersama di sebuah kedai nasi di daerah patamuan. Daerah ini cukup jauh mungkin saat itu kami sudah berada di balik gunung Tandikek atau gunung Singgalang, di tepi jalan baru yang dibuat tembus ke arah Bukittinggi. Makan di sini cukup nikmat dengan lauk ikan khas daerah sini, yang saya lupa namanya. Menurut bapak kepala sekolah ikan tersebut hanya ada di daerah itu, di aliran sungai yang deras dan airnya jernih. Memakan ikan ini harus hati-hati karena banyak duri-duri halusnya, jadi saat memakannya tangan dan mata harus bekerja ekstra hati hati. Suasana cuaca yang dingin ditambah alam pengunungan yang sejuk dan lauk yang pedas membuat kami makan dengan sangat lahap. Dalam hati berhayal ( coba semua semua kepala sekolah seperti bapak itu, alamat kenyang terus habis kerja hehhehehe…… ngarep……)

Arti Kerja Sama

Sabtu, kami memiliki jadwal untuk pembentukan Kelompok Sekolah Aman di SD N 05 Padang Sago. Kami sampai di sekolah lebih awal dari jadwal yang ditentukan, sehingga saat kami tiba, sekolah sedang mengadakan goro bersama membersihkan pekarangan sekolah yang melibatkan guru-guru dan murid-murid.
Murid-murid bekerja sama membersihkan pekarangan, ada yang mencabuti rumput menyapu halaman, ada yang memasukkan rumput-rumput yang sudah dicabuti teman-temannya ke dalam tong dan membuangnya ke belakang sekolah. Ada juga siswi yang membersihkan lantai teras yang penuh dengan lumpur akibat adanya galian di samping sekolah. Menyaksikan anak-anak berkerja sama adalah keasyikkan tersendiri, mereka tampak begitu riang menikmati pekerjaan membersihkan halaman seperti sebuah arena bermain bagi mereka, sambil bermain mereka bisa membersihkan halaman sekolah, karena kebersamaan halaman yang luas tidak Nampak membebani anak-anak, malahan mereka berebut tempat yang masih banyak rumputnya untuk dicabut dan dibersihkan. Mungkin inilah arti sebuah kerjasama, pekerjaan beratpun jika dikerjakan bersama-sama dan bersungguh-sungguh selesai dengan segera. Sebagai fasilitator kami harus belajar dari anak-anak ini, mereka tidak Nampak terbebani membersihkan halaman, bahkan Nampak lebih riang dan semangat, mereka juga bercengkrama hangat sesama mereka saling membantu dan seolah mengerti apa yang harus dilakukan sendiri. Dalam hati saya berfikir jika pekerjaan pendampingan sekolah amanpun jika dikerjakan dengan hati yang riang dan penuh kerja sama seperti anak-anak ini pasti akan terlaksana dengan baik. Program pendampingan kepada anak anak di jadikan arena bermain bagi anak anak seperti acara gotong royong ini, kemungkinan anak-anak akan lebih dapat menerima dan memahami program, mereka tak akan terbebani dan menganggap program sebagai mata pelajaran baru yang harus mereka pelajari, akan tetapi sebagai sarana bermain baru yang bisa membuat mereka bergembira dan riang, sekaligus mendapatkan pengetahuan baru tentang kebencanaan tanpa merasa digurui ( dalam hati mikir……. Gimana caranya ya……..?????).
Selama kami memperhatikan anak anak SD N 05 ini bergotong royong, ada satu anak yang menjadi pusat perhatian saya dan lisa, seorang anak kelas satu yang menurut guru kelasnya baru berusia 5 tahun, sebut saja namanya “fauzan”, anak ini tanpa komando begitu rajin mengangkut rumput-rumput yang sudah dicabuti kakak-kakak kelasnya, dia dengan telaten memasukkan rumput-rumput tersebut ke dalam tong dan membuangnya ke belakang sekolah, dan tidak pernah berhenti dan tanpa banyak bicara pula, bila matanya bertemu pandang dengan kami yang sengaja hendak mendokumentasikan aksinya, si kecil ini hanya tersenyum malu membuat kami makin gregetan untuk tak melepaskan pengamatan dari sosoknya.
Anak kecil yang rajin dan penuh tanggung jawab begitulah pendapat kami tentangnya, jika banyak generasi seusianya banyak yang seperti dirinya, Negara ini mungkin dapat tersenyum lega, akan tetapi sosok polos ini tentu harus mendapat didikan yang baik hingga dewasa nanti, si kecil ini telah memiliki jiwa yang indah dan bersih tinggal lingkungan dan pendidikanlah yang akan menentukan langkahnya ke depan nanti… ( anggap aja si kecil ini berbisik pada kita semua “Ach….. orang-orang dewasa bantu aku menjaga kesucian jiwaku dan keindahan pribadiku yang telah menjadi fitrahku sejak lahir, ajari aku kebaikan, contohkan padaku tentang kejujuran, perlihatkan padaku tentang tanggung jawab, agar aku bisa mempedomaninya dalam menempuh jalan hidupku yang belum kutahu seperti apa nantinya… Aku adalah kertas putih, kalianlah orang-orang dewasa yang akan menuliskan goresan goresan catatan dilembarannya, dan tolong goreskan catatan ilmu kebaikan untukku”……..
Semangat Fauzan!!!!! Ganbatte…….. “ you are my inspiration……my little sunshine.... thank for your lesson from your pure smile and sparkling eyes ”

Selasa, 02 Oktober 2012

SD N 35 Sungai Sariak

Sabtu, adalah hari yang telah kami jadwalkan untuk melakukan sosialisasi tingkat lanjut kajian para pihak di Sekolah SD N 35 Sungai Sariak yang melibatkan komite dan perwakilan masyarakat. Akan tetapi rencana awal yang telah kami susun harus berubah sewaktu sampai di Sekolah atas permintaan kepala sekolah, Ada apa gerangan?. Kepala sekolah mengatakan bahwa isu dana DAK adalah isu yang terlalu sensitif untuk dibicarakan di sekolah ini, karena ternyata sekolah ini memiliki permasalahan dengan status tanah. Konon kabarnya sewaktu sekolah ini dibangun, ada pihak ( dari pemerintah) yang menjanjikan kepada pemilik tanah, jika sekolah dibangun di atas tanah tersebut, maka salah satu dari pemilik tanah akan diangkat menjadi PNS, sebagai penjaga sekolah. ternyata seiring berjalannya waktu janji itu tinggal janji, kepala sekolah sudah berganti berkali-kali tetapi janji itu tak pernah terealisasi. Saat ini, pemilik tanah tetap menuntut janji itu kepada kepala sekolah, sementara kepala sekolah yang sekarang tidak pernah merasa menjanjikan hal itu. Sebagai tindak lanjut dari tuntutannya pemilik tanah (pihak yang menghibahkan tanah)mereka mencoba menghalangi setiap bantuan yang berusaha masuk ke sekolah. Kepala sekolah juga tidak ingin ada masalah, sehingga sosialisasi yang telah kami jadwalkan harus diganti dengan sosialiasi kepada siswa tanpa menyinggung tentang dana DAK. Tanpa persiapan yang matang untuk mendampingi anak anak, kami tetap nekad untuk masuk ke kelas, kelas IV, V dan VI digabung menjadi satu dalam satu kelas, ternyata ketakutan sebelum masuk kelas, berubah ketika melihat wajah wajah anak anak sekolah yang ceria dan lugu serta penuh dengan rasa ingin tahu. Awalnya acara dibuka oleh kepala sekolah selanjutnya kami berbagi cerita dengan anak-anak tentang pendapat mereka tentang bencana dan apa yang mereka khawatirkan jika bencana datang. Anak anak kami minta untuk mengingat bencana apa saja yang pernah ada di sekolah mereka. Anak anak mengatakan bahwa bencana yang pernah ada adalah gempa dan angin ribut. setelah itu kami mengajak anak anak untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang sekolah Aman, sekolah aman dari bencana. Kemudian anak anak diajak untuk mengambar di kertas HVS kebetulan ada dibawa Lisa tentang versi sekolah aman menurut mereka. Meski waktu tak terlalu banyak tapi kami cukup puas dengan gambar yang kami bawa pulang sebagai kenang-kenangan dari anak-anak sekolah. sewaktu kami berpamitan anak-anak mencium tangan kami dan bertanya kapan kami datang lagi, jujur saya saya terharu..............