Selasa, 02 Oktober 2012
SD N 35 Sungai Sariak
Sabtu, adalah hari yang telah kami jadwalkan untuk melakukan sosialisasi tingkat lanjut kajian para pihak di Sekolah SD N 35 Sungai Sariak yang melibatkan komite dan perwakilan masyarakat. Akan tetapi rencana awal yang telah kami susun harus berubah sewaktu sampai di Sekolah atas permintaan kepala sekolah, Ada apa gerangan?.
Kepala sekolah mengatakan bahwa isu dana DAK adalah isu yang terlalu sensitif untuk dibicarakan di sekolah ini, karena ternyata sekolah ini memiliki permasalahan dengan status tanah. Konon kabarnya sewaktu sekolah ini dibangun, ada pihak ( dari pemerintah) yang menjanjikan kepada pemilik tanah, jika sekolah dibangun di atas tanah tersebut, maka salah satu dari pemilik tanah akan diangkat menjadi PNS, sebagai penjaga sekolah. ternyata seiring berjalannya waktu janji itu tinggal janji, kepala sekolah sudah berganti berkali-kali tetapi janji itu tak pernah terealisasi. Saat ini, pemilik tanah tetap menuntut janji itu kepada kepala sekolah, sementara kepala sekolah yang sekarang tidak pernah merasa menjanjikan hal itu.
Sebagai tindak lanjut dari tuntutannya pemilik tanah (pihak yang menghibahkan tanah)mereka mencoba menghalangi setiap bantuan yang berusaha masuk ke sekolah. Kepala sekolah juga tidak ingin ada masalah, sehingga sosialisasi yang telah kami jadwalkan harus diganti dengan sosialiasi kepada siswa tanpa menyinggung tentang dana DAK.
Tanpa persiapan yang matang untuk mendampingi anak anak, kami tetap nekad untuk masuk ke kelas, kelas IV, V dan VI digabung menjadi satu dalam satu kelas, ternyata ketakutan sebelum masuk kelas, berubah ketika melihat wajah wajah anak anak sekolah yang ceria dan lugu serta penuh dengan rasa ingin tahu. Awalnya acara dibuka oleh kepala sekolah selanjutnya kami berbagi cerita dengan anak-anak tentang pendapat mereka tentang bencana dan apa yang mereka khawatirkan jika bencana datang. Anak anak kami minta untuk mengingat bencana apa saja yang pernah ada di sekolah mereka.
Anak anak mengatakan bahwa bencana yang pernah ada adalah gempa dan angin ribut. setelah itu kami mengajak anak anak untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang sekolah Aman, sekolah aman dari bencana.
Kemudian anak anak diajak untuk mengambar di kertas HVS kebetulan ada dibawa Lisa tentang versi sekolah aman menurut mereka. Meski waktu tak terlalu banyak tapi kami cukup puas dengan gambar yang kami bawa pulang sebagai kenang-kenangan dari anak-anak sekolah.
sewaktu kami berpamitan anak-anak mencium tangan kami dan bertanya kapan kami datang lagi, jujur saya saya terharu..............
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar